Anak Berkebutuhan Khusus – ABK
Anak yang mengalami gangguan seperti fisik dan sensorik akan membuat mereka sulit untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada di kelasnya. Untuk alasan efisiensi dalam belajar maka siswa yang memiliki gangguan tersebut dipisahkan dari beberapa temannya.
ABK adalah anak dengan beberapa gangguan emosional, ketidakmampuan belajar, lambat dalam belajar, autis, anak yang hiperaktif, down syndrome, serta ketidakmampuan mental.
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) bisa diartikan sebagai anak yang secara fisik, mental serta perilaku yang mempunyai perbedaan dengan norma pada umumnya. Hal seperti bisa karena kekurangan atau karena kelebihan dari anak tersebut.
Istilah ABK dengan anak cacat merupakan sesuatu yang berbeda. ABK merupakan keterbatasan fungsi yang ada pada siswa dan mempengaruhi kemampuan fisik serta kognisi anak, ABK mengalami kesulitan belajar baik dalam pemahaman, berbicara, menulis, atau yang lainnya. Kesulitan lain pada anak ABK seperti pada pendengaran, berpikir, membaca dan menulis.
Cacat atau disabilitas merupakan kondisi yang sangat membebani individu dengan disabilitas yang dilakukan masyarakat, lingkungan fisik, ataup sikap. Contohnya yaitu tidak tersedia jalan khusus untuk orang yang menggunakan kursi roda. Oleh karena itu disabilitas berbeda dengan ABK.
Pelabelan yang sudah melekat, membuatnya susah diubah, dan label yang diberi itu bisa membuat “cacat” siswa. Oleh karena itu para professional pendidikan harus menghindari pelabelan yang secara sudah menstigma siswa, sehingga membuat mereka seperti tidak manusiawi, memisahkan mereka dari teman-temannya, dan menyebabkan mereka terdiskriminasi.
Orang yang pertama mengidentifikasi gangguan belajar pada siswa adalah guru kelasnya. Ketika guru melihat hal itu, maka akan dipanggilkan spesialis untuk mendiagnosa ganguan pada anak. Evaluasi psikologis seperti intelegensi dan pendidikan seperyi level prestasi adalah hal sangat penting. Tes tambahannya yaitu kemampuan penglihatan, bahasa serta memori.
Gangguan belajar membaca, menulis, berhitung
Sekitar 80% lebih anak-anak mengalami gangguan dalam membaca. Anak-anak ini biasanya kesulitan dalam belajar fonologi, dimana kata yang diucapkan tidak cocok dengan penulisan huruf dan kata, serta mengalami masalah dalam memahaminya.
Disgrafia merupakan gangguan dalam menulis. Biasanya anak yang mengalami gangguan disgrafia akan menulis dengan sangat lambat, tulisan mereka tidak bisa terbaca, serta penulisan sering salah dalam pengejaan karena mereka tidak mampu mencocokkan antara suara yang dengan huruf.
Diskalkulia adalah ganguan dalam belajar aritmatika. Di Amerika saja ganguan ini menyerang 2-6 persen anak usia sekolah dasar. Dalam sebuah penelitian mmenghasilakn penemuan bahwa anak yang mengalami kesulitan dalam menghitung pelajaran matematika mengalami kekurangan dalam kognisi dan neurospikologis
Termasuk didalamnya kesulitan mengingat, persepsi visual, serta kemampuan visua-spasial. Anak mungkin mempunyai masalah membaca serta matematika, karakteristik dari dua gangguan terebut adalah deficit dalam hal memori/ mengingat.
Guru les untuk anak ABK
Les privat untuk anak autis sangat dibutuhkan untuk membantu meminimalisir kendala yang dihadapi oleh anak. Untuk itu Mutiara College siap membantu memberikan bimbingan belajar bagi anak ABK.
Mutiara College adalah bimbingan belajar les privat yang memberi fasilitas guru datang ke rumah. Bimbingan untuk siswa ABK memang tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang, kemampuan guru dalam memahami dan menangani siswa ABK menjadi solusinya.
Untuk anda yang mempunyai anak dengan keterbatan belajar seperti ABK, untuk beberapa tempat yang bisa kami jangkau di Jakarta, Bekasi, Depok, atau Tanggerang silahkan menghubungi Mutiara College untuk mendapatkan guru Les Privat Anak Berkebutuhan Khusus.
